Secangkir Kopi Pahit

 



Assalamu'alaikum, wahai para jiwa-jiwa yang mulia, katanya !
Yang berada dan berharga, serta dipercaya, katanya !

Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa memberikan contoh ?
Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa lebih bersabar ?
Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa istiqomah karena usia ?

Sadarkah Panjenengan, perbedaan pendapat sudah ada sejak dari dulu ?
Sadarkah Panjenengan, khilafiyah juga sering terjadi sejak dari dulu ?
Sadarkah Panjenengan, ikhlas adalah yang dibutuhkan sejak dari dulu ?

Panjenengan semua ingin agar dianggap dan dihargai ?
Tapi, bisakah menganggap dan menghargai orang-orang yang dulu juga telah memberikan ide, gagasan, bahkan dengan tenaga serta  hartanya untuk bisa digunakan.

Panjenengan semua merasa telah berjasa mencari kesana kemari ?
Ketahuilah banyak yang akan bisa melakukannya, bahkan jika sampaipun tidak ada yang mencari, orang-orang sudah tentu tahu dan mengerti kalau itu tempat ibadah.

Panjenengan merasa paling "berjamaah" dibandingkan dengan yang lain ?
Lalu bagaimana dengan "hablum minan nas" Panjenengan ? Sudah baikkah dengan sesama saudara ? Tetangga ? Lingkungan ?
Ibarat Sapu Lidi, Panjenengan hanyalah 5 atau 10 batang, masih tetap bisa digunakan akan tetapi kurang bersih digunakan untuk menyapu.

Panjenengan mengetahui dan mengerti akan asal muasal, sejarah?
Panjenengan lupa atau pura-pura tidak tahu,
Sehingga tidak mempermasalahkan yang ada dan terjadi ditempat lain.
Panjenengan sangat tampak berambisi,
Sehingga mempermasalahkan hal yang tidak ada kaitannya untuk menuruti ego.

Panjenengan faham keadaan sekarang ini ?
Panjenengan bisa memposisikan di situasi ini ?

Semua hanya menjalankan sesuai kapasitasnya dengan mengambil kebijakan ditengah dan terbaik.
Panjenengan seharusnya mengerti dan mendukung karena  semua untuk kebaikan bersama.
Disatu sisi harus mematuhi aturan Pemerintah, disatu sisi juga merasakan apa yang dirasakan masyarakat.
Dan kalaupun terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, yang akan dimintai pertanggung jawaban dan penerima konsekuensi sudah pasti ketua Takmir, Panjenengan sanggup menghadapi aparat ? Tidak mungkin.

Kenapa masalah " Pandemi " sekarang ini,
Panjenengan anggap sebagai kefatalan suatu kesalahan,
Sehingga  melengserkan Ketua Takmir. kaitannya apa ?

Puas ?
Hebat ?
Ketua Takmir pun telah Engkau turunkan.

🙏🙏





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Unggulan

Untuk Apa Seseorang Hidup Di Dunia Ini

      Waktu akan senantiasa terus berjalan, hari demi hari, tidak terasa usia akan semakin bertambah pula, yang artinya jatah hidup seseoran...