Tampilkan postingan dengan label Lainnya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lainnya. Tampilkan semua postingan

Untuk Apa Seseorang Hidup Di Dunia Ini



      Waktu akan senantiasa terus berjalan, hari demi hari, tidak terasa usia akan semakin bertambah pula, yang artinya jatah hidup seseorang didunia ini menjadi berkurang. Perjalanan seseorang dimulai sejak dilahirkan dan setiap orang akan membawa sejarah perjalanannya sendiri-sendiri. Terkadang seseorang mengira hidup adalah suatu pilihan, namun ada kalanya hidup hanyalah menerima dan menjalani karena semua telah ditentukan oleh Allah Swt. Sejak lahir manusia sudah dihadapkan dengan bermacam-macam hal maupun berbagai permasalahan yang akan dirasakan dan dialami selama hidup didunia ini. Seseorang tidak bisa memilih atau meminta untuk dilahirkan sebagai anak siapa dan dari keluarga siapa. Sangat beruntung bagi seseorang yang dilahirkan sebagai anak orang kaya dan dari keluarga orang yang dengan jabatan tertentu, karena otomatis hidupnya akan terpenuhi semua kebutuhannya. Akan lain ceritanya bilamana seseorang dilahirkan dari keluarga yang tidak mampu karena hidupnya juga akan serba kekurangan. Semua itu tidak dapat diminta karena itu adalah ketentuan dari Allah Swt yang tidak dapat seseorang untuk memilih dan meminta.

       Kehidupan akan selamanya selalu beriringan, hidup dan mati, laki-laki dan perempuan, siang dan malam, baik dan buruk, dan lain sebagainya, akan terus berputar dan berjalan hingga waktu yang telah ditentukan atau hari kiamat nanti. Terlepas dari semua ketentuan yang telah diberikan Allah Swt, seseorang tetap diharuskan berjuang dan berusaha semaksimal mungkin untuk kehidupannya dengan tidak hanya pasrah menghadapi semua keadaan yang dialaminya.

    Setiap orang akan dihadapkan dengan berbagai hal maupun permasalahan sendiri-sendiri dan akan berbeda antara seorang dengan yang lainnya. Ada kalanya suatu permasalahan itu diberikan sebagai ujian ataupun cobaan dan ada kalanya disebabkan sebagai akibat perbuatan tingkah laku seseorang itu sendiri.

    Kebanyakan dari orang lain akan menyalahkan dan selalu menganggap bahwa seseorang tersebut tidak berusaha dan tidak berbuat apa-apa. Entah karena mereka lupa atau memang tidak mengetahui akan semua ketentuan-ketentuan yang telah digariskan Allah Swt kepada  seseorang berbeda antara satu dengan yang lainnya.  Umur, rizki, dan jodoh semuanya telah ditentukan, namun bisa jadi dan tidak menutup kemungkinan akan dapat dirubah bilamana seseorang tersebut berdoa memohon untuk diberikan yang terbaik dan terus berusaha semaksimal mungkin serta yang terpenting adalah  memperbanyak bersyukur atas semua yang telah diberikan.

       Suatu ketika pernah ada perbincangan antara dua orang, yaitu seorang pemuda dan seseorang Ibu rumah tangga yang menjadi tetangganya. Dimana seorang Ibu tadi menilai jikalau pemuda tersebut jarang memberikan kebahagian kepada orang tuanya antara lain tidak mau memberi uang kepada orang tuanya. Pemuda itupun menjelaskan bahwa sebenarnya ia juga ingin sekali memberi uang kepada orang tuanya, membahagiakan otang tuanya, tapi apa daya karena tidak bekerja menjadikannya belum bisa memberi. Seorang Ibu tadi terkesan masih menyalahkan pemuda tersebut karena tidak mau berusaha dan tidak mau bekerja. Kemudian pemuda itupun dengan sabar menjelaskan jika dia juga ingin sekali bekerja, karena menurut dia memang sudah berusaha, diapun kembali bertanya kepada seorang Ibu tadi, kenapa beliau tidak meminta atau berdoa agar suaminya diberi panjang umur agar  supaya masih hidup, masih mendampingi dan bisa bersama dengan beliau, kenapa suaminya diberikan umur hanya segitu.

          Itulah sedikit gambaran kehidupan, yang terpenting untuk seseorang agar selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah, senantiasa menambah iman dan taqwa kepada Allah Swt, karena sebagai manusia hanya bisa berdoa berusaha sesuai kemampuannya, dan yang pasti menentukan hanya Allah Swt.

Alangkah baiknya jika seseorang dapat saling menghormati dan menghargai serta tepo seliro yang artinya dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain tanpa harus membedakan apalagi saling menghina dan merendahkan.

Kalau tidak bisa memberi jangan ambil haknya orang
Kalau tidak bisa memuji jangan cela dia
Kalau tidak bisa membantu jangan jerumuskan dia
(Prof. DR. AG. KH. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A)

Matursuwun, nyuwun pangapunten semuanya 🙏

Secangkir Kopi Pahit

 



Assalamu'alaikum, wahai para jiwa-jiwa yang mulia, katanya !
Yang berada dan berharga, serta dipercaya, katanya !

Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa memberikan contoh ?
Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa lebih bersabar ?
Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa istiqomah karena usia ?

Sadarkah Panjenengan, perbedaan pendapat sudah ada sejak dari dulu ?
Sadarkah Panjenengan, khilafiyah juga sering terjadi sejak dari dulu ?
Sadarkah Panjenengan, ikhlas adalah yang dibutuhkan sejak dari dulu ?

Panjenengan semua ingin agar dianggap dan dihargai ?
Tapi, bisakah menganggap dan menghargai orang-orang yang dulu juga telah memberikan ide, gagasan, bahkan dengan tenaga serta  hartanya untuk bisa digunakan.

Panjenengan semua merasa telah berjasa mencari kesana kemari ?
Ketahuilah banyak yang akan bisa melakukannya, bahkan jika sampaipun tidak ada yang mencari, orang-orang sudah tentu tahu dan mengerti kalau itu tempat ibadah.

Panjenengan merasa paling "berjamaah" dibandingkan dengan yang lain ?
Lalu bagaimana dengan "hablum minan nas" Panjenengan ? Sudah baikkah dengan sesama saudara ? Tetangga ? Lingkungan ?
Ibarat Sapu Lidi, Panjenengan hanyalah 5 atau 10 batang, masih tetap bisa digunakan akan tetapi kurang bersih digunakan untuk menyapu.

Panjenengan mengetahui dan mengerti akan asal muasal, sejarah?
Panjenengan lupa atau pura-pura tidak tahu,
Sehingga tidak mempermasalahkan yang ada dan terjadi ditempat lain.
Panjenengan sangat tampak berambisi,
Sehingga mempermasalahkan hal yang tidak ada kaitannya untuk menuruti ego.

Panjenengan faham keadaan sekarang ini ?
Panjenengan bisa memposisikan di situasi ini ?

Semua hanya menjalankan sesuai kapasitasnya dengan mengambil kebijakan ditengah dan terbaik.
Panjenengan seharusnya mengerti dan mendukung karena  semua untuk kebaikan bersama.
Disatu sisi harus mematuhi aturan Pemerintah, disatu sisi juga merasakan apa yang dirasakan masyarakat.
Dan kalaupun terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, yang akan dimintai pertanggung jawaban dan penerima konsekuensi sudah pasti ketua Takmir, Panjenengan sanggup menghadapi aparat ? Tidak mungkin.

Kenapa masalah " Pandemi " sekarang ini,
Panjenengan anggap sebagai kefatalan suatu kesalahan,
Sehingga  melengserkan Ketua Takmir. kaitannya apa ?

Puas ?
Hebat ?
Ketua Takmir pun telah Engkau turunkan.

🙏🙏





Postingan Unggulan

Untuk Apa Seseorang Hidup Di Dunia Ini

      Waktu akan senantiasa terus berjalan, hari demi hari, tidak terasa usia akan semakin bertambah pula, yang artinya jatah hidup seseoran...