Untuk Apa Seseorang Hidup Di Dunia Ini



      Waktu akan senantiasa terus berjalan, hari demi hari, tidak terasa usia akan semakin bertambah pula, yang artinya jatah hidup seseorang didunia ini menjadi berkurang. Perjalanan seseorang dimulai sejak dilahirkan dan setiap orang akan membawa sejarah perjalanannya sendiri-sendiri. Terkadang seseorang mengira hidup adalah suatu pilihan, namun ada kalanya hidup hanyalah menerima dan menjalani karena semua telah ditentukan oleh Allah Swt. Sejak lahir manusia sudah dihadapkan dengan bermacam-macam hal maupun berbagai permasalahan yang akan dirasakan dan dialami selama hidup didunia ini. Seseorang tidak bisa memilih atau meminta untuk dilahirkan sebagai anak siapa dan dari keluarga siapa. Sangat beruntung bagi seseorang yang dilahirkan sebagai anak orang kaya dan dari keluarga orang yang dengan jabatan tertentu, karena otomatis hidupnya akan terpenuhi semua kebutuhannya. Akan lain ceritanya bilamana seseorang dilahirkan dari keluarga yang tidak mampu karena hidupnya juga akan serba kekurangan. Semua itu tidak dapat diminta karena itu adalah ketentuan dari Allah Swt yang tidak dapat seseorang untuk memilih dan meminta.

       Kehidupan akan selamanya selalu beriringan, hidup dan mati, laki-laki dan perempuan, siang dan malam, baik dan buruk, dan lain sebagainya, akan terus berputar dan berjalan hingga waktu yang telah ditentukan atau hari kiamat nanti. Terlepas dari semua ketentuan yang telah diberikan Allah Swt, seseorang tetap diharuskan berjuang dan berusaha semaksimal mungkin untuk kehidupannya dengan tidak hanya pasrah menghadapi semua keadaan yang dialaminya.

    Setiap orang akan dihadapkan dengan berbagai hal maupun permasalahan sendiri-sendiri dan akan berbeda antara seorang dengan yang lainnya. Ada kalanya suatu permasalahan itu diberikan sebagai ujian ataupun cobaan dan ada kalanya disebabkan sebagai akibat perbuatan tingkah laku seseorang itu sendiri.

    Kebanyakan dari orang lain akan menyalahkan dan selalu menganggap bahwa seseorang tersebut tidak berusaha dan tidak berbuat apa-apa. Entah karena mereka lupa atau memang tidak mengetahui akan semua ketentuan-ketentuan yang telah digariskan Allah Swt kepada  seseorang berbeda antara satu dengan yang lainnya.  Umur, rizki, dan jodoh semuanya telah ditentukan, namun bisa jadi dan tidak menutup kemungkinan akan dapat dirubah bilamana seseorang tersebut berdoa memohon untuk diberikan yang terbaik dan terus berusaha semaksimal mungkin serta yang terpenting adalah  memperbanyak bersyukur atas semua yang telah diberikan.

       Suatu ketika pernah ada perbincangan antara dua orang, yaitu seorang pemuda dan seseorang Ibu rumah tangga yang menjadi tetangganya. Dimana seorang Ibu tadi menilai jikalau pemuda tersebut jarang memberikan kebahagian kepada orang tuanya antara lain tidak mau memberi uang kepada orang tuanya. Pemuda itupun menjelaskan bahwa sebenarnya ia juga ingin sekali memberi uang kepada orang tuanya, membahagiakan otang tuanya, tapi apa daya karena tidak bekerja menjadikannya belum bisa memberi. Seorang Ibu tadi terkesan masih menyalahkan pemuda tersebut karena tidak mau berusaha dan tidak mau bekerja. Kemudian pemuda itupun dengan sabar menjelaskan jika dia juga ingin sekali bekerja, karena menurut dia memang sudah berusaha, diapun kembali bertanya kepada seorang Ibu tadi, kenapa beliau tidak meminta atau berdoa agar suaminya diberi panjang umur agar  supaya masih hidup, masih mendampingi dan bisa bersama dengan beliau, kenapa suaminya diberikan umur hanya segitu.

          Itulah sedikit gambaran kehidupan, yang terpenting untuk seseorang agar selalu bersungguh-sungguh dalam beribadah, senantiasa menambah iman dan taqwa kepada Allah Swt, karena sebagai manusia hanya bisa berdoa berusaha sesuai kemampuannya, dan yang pasti menentukan hanya Allah Swt.

Alangkah baiknya jika seseorang dapat saling menghormati dan menghargai serta tepo seliro yang artinya dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain tanpa harus membedakan apalagi saling menghina dan merendahkan.

Kalau tidak bisa memberi jangan ambil haknya orang
Kalau tidak bisa memuji jangan cela dia
Kalau tidak bisa membantu jangan jerumuskan dia
(Prof. DR. AG. KH. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A)

Matursuwun, nyuwun pangapunten semuanya 🙏

Secangkir Kopi Pahit

 



Assalamu'alaikum, wahai para jiwa-jiwa yang mulia, katanya !
Yang berada dan berharga, serta dipercaya, katanya !

Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa memberikan contoh ?
Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa lebih bersabar ?
Bukankah Panjenengan yang seharusnya bisa istiqomah karena usia ?

Sadarkah Panjenengan, perbedaan pendapat sudah ada sejak dari dulu ?
Sadarkah Panjenengan, khilafiyah juga sering terjadi sejak dari dulu ?
Sadarkah Panjenengan, ikhlas adalah yang dibutuhkan sejak dari dulu ?

Panjenengan semua ingin agar dianggap dan dihargai ?
Tapi, bisakah menganggap dan menghargai orang-orang yang dulu juga telah memberikan ide, gagasan, bahkan dengan tenaga serta  hartanya untuk bisa digunakan.

Panjenengan semua merasa telah berjasa mencari kesana kemari ?
Ketahuilah banyak yang akan bisa melakukannya, bahkan jika sampaipun tidak ada yang mencari, orang-orang sudah tentu tahu dan mengerti kalau itu tempat ibadah.

Panjenengan merasa paling "berjamaah" dibandingkan dengan yang lain ?
Lalu bagaimana dengan "hablum minan nas" Panjenengan ? Sudah baikkah dengan sesama saudara ? Tetangga ? Lingkungan ?
Ibarat Sapu Lidi, Panjenengan hanyalah 5 atau 10 batang, masih tetap bisa digunakan akan tetapi kurang bersih digunakan untuk menyapu.

Panjenengan mengetahui dan mengerti akan asal muasal, sejarah?
Panjenengan lupa atau pura-pura tidak tahu,
Sehingga tidak mempermasalahkan yang ada dan terjadi ditempat lain.
Panjenengan sangat tampak berambisi,
Sehingga mempermasalahkan hal yang tidak ada kaitannya untuk menuruti ego.

Panjenengan faham keadaan sekarang ini ?
Panjenengan bisa memposisikan di situasi ini ?

Semua hanya menjalankan sesuai kapasitasnya dengan mengambil kebijakan ditengah dan terbaik.
Panjenengan seharusnya mengerti dan mendukung karena  semua untuk kebaikan bersama.
Disatu sisi harus mematuhi aturan Pemerintah, disatu sisi juga merasakan apa yang dirasakan masyarakat.
Dan kalaupun terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, yang akan dimintai pertanggung jawaban dan penerima konsekuensi sudah pasti ketua Takmir, Panjenengan sanggup menghadapi aparat ? Tidak mungkin.

Kenapa masalah " Pandemi " sekarang ini,
Panjenengan anggap sebagai kefatalan suatu kesalahan,
Sehingga  melengserkan Ketua Takmir. kaitannya apa ?

Puas ?
Hebat ?
Ketua Takmir pun telah Engkau turunkan.

🙏🙏





Mujahadah Rotibul Athos - راتب العطاس

 Assalamu'alaikum wr. wb.


Banyak gambaran tentang kehidupan manusia yang hidup didunia ini, susah dan senang, bahagia dan sedih, miskin dan kaya, dan lain sebagainya. Terlepas dari semua itu, sebagai manusia pasti akan memilih diberi kehidupan yang baik, maunya senang terus, akan meminta harta yang banyak, itulah manusiawi.

Akan tetapi semua yang ada di alam semesta ini tak akan luput dari yang namanya ketentuan Allah Swt, kesedihan, kesusahan, kemalangan, dan lain-lainnya yang sifatnya kurang baik atau tidak baik sekalipun.

Selama dunia ini masih berputar, kehidupan masih berjalan, baik buruk, susah senang, hitam dan putih akan selamanya ada dan pasti akan merasakannya, kembalinya ke diri masing-masing individu dalam menyikapi, menerima, ataupun mensyukurinya.

Selama dibarengi dengan usaha, ikhtiar, bahkan apabila akhirnya tetap tidak sesuai dengan yang diharapkan, tawakkal adalah cara untuk tetap teguh dalam keimanan seseorang.

Dengan salah satu cara ikhtiar, bertawassul, serta berdo'a, mudah-mudahan apa yang kita harapkan dapat terlaksana dan dikabulkan Allah Swt. 

Seperti yang telah di ijazahkan dari Mbah Yai Munif Zuhri Giri Kusumo, agar untuk selalu dibaca dan diamalkan, yaitu Rotibul Athos.




راتب العطاس
الحبيب عمر بن عبد الرحمن العطاس

اَلْفَاتِحَةُ :

اَعُوذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ¤ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين


لَوْاَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَاَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وِتِلْكَ اْلاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ. هُوَاللهُ الَّذِيْ لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَعَالِمُ اْلغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَالرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ هُوَاللهُ الَّذِيْ لآ اِلَهَ اِلاَّ هُوَاْلمَلِكُ اْلقُدُّوْسُ السَّلاَمُ اْلمُؤْمِنُ اْلمُهَيْمِنُ اْلعَزِيْزُ اْلجَبَارُ اْلمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ. هُوَاللهُ اْلخَالِقُ اْلبَارِئُ اْلمُصَوِّرُ لَهُ اْلاَسْمَاءُ اْلحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَافِى السَّمَوَاتِ وِاْلاَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُاْلحَكِيْمِ

اَعُوْذُبِاللهِ السَّمِيْحِ اْلعَلِيْمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ - 3
اَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّا مَّاتِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ - 3
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَيَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَفِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ - 3
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ - 10
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ - 3
بِسْمِ اللهِ تَحَصَّنَّا بِاللهِ. بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْنَا عَلَى للهِ -3
بِسْمِ اللهِ آمَنَّابِاللهِ. وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِ - 3
سُبْحَانَ اللهِ عَزَّاللهِ. سُبْحَانَ اللهِ جَلَّ اللهِ  - 3
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ. سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ - 3
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُلِلَّهِ وَلآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ - 4
يَالَطِيْفًا بِخَلْقِهِ يَاعَلِيْمًا بِخَلْقِهِ يَاخَبِيْرًا بِخَلْقِهِ. اُلْطُفْ بِنَايَالَطِيْفُ,يَاعَلِيْمُ يَاخَبِيْرً - 3
يَا لَطِيْفًا لَمْ يَزَلْ اُلْطُفْ بِنَا فِيْمَا نَزَلْ اِنَّكَ لَطِيْفٌ لَمْ تَزَلْ اُلْطُفْ بِنَاوَ الْمُسْلِمِيْنَ - 3
لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ - 40
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ - 1
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ - 7
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَّى مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ - 11
اَسْتَغْفِرَاللهَ - 11
تَائِبُوْنَ اِلَى اللهِ - 3
يَااَللهُ بِهَا يَااَللهُ بِهَا يَااَللهُ بِحُسْنِ اْلخَاتِمَةِ - 3

غُفْرَا نَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ اْلمَصِيْرُ لاَيُكَلِفُ اللهُ نَفْسًا اِلاَّ وُسُعَهَا لَهَا مَا اكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكَتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَا خِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْاَخْطَأْ نَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَا قَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَ نَا فَانْصُرْنَا عَلَى اْلقَوْمِ اْلكَا فِرِيْنَ.

لاالهَ الا اللّهُ محمد رسول اللّه - 3
لااله الا اللّه - 5
اللّه اللّه - 25
 الله. لااله الا اللّه محمد رسول اللّه 

اَلْفَاتِحَةُ :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ¤ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين


اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا رَسُوْلِ اللهِ , مُحَمَّدِ بِنْ عَبْدِاللهِ , صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَاَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ , بِاَنَّ اللهَ يُعْلىِ دَرَجَاتِهِمْ فِى اْلْجَنَّةِ وَ يَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِ هِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآ خِرَةِ وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْ بِهِمْ وَيَرْزُقُنَا مَحَبَّتَهُمْ وَيَتَوَفَّانَا عَلَى مِلَّتِهِمْ وَيَحْشُرُنَا فِى زُمْرَ تِهِمْ . فِى خَيْرٍ وَ لُطْفٍ وَعَافِيَةٍ. الْفَا تِحَةْ :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ¤ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين


ثُمَّ اِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا اَلْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمِ , مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيّ بَاعَلَوِيْ وَاُصُوْلِهِ وَفُرُوْعِهِ , وَذَوِىْ الْحُقُوْقِ عَلَيْهِ اَجْمَعِيْنَ اَنَّ اللهَ يَغْفُرُ لَهُمْ وَيَرْ حَمُهُمْ وَيُعْلِيْ دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ , وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِى الدِّ يْنِ وَالدُّنْيَاوَاْلاَخِرَةِ. اَلْفَاتِحَةُ :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ¤ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين


ثُمَّ اِلَى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَبَرَكَاتِنَا صَاحِبِ الرَّاتِبِ قُطْبِ اْلاَنْفَاسِ اَلْحَبِيْبِ عُمَرْ بِنْ عَبْدِالرَّحْمَنِ الْعَطَّاسْ وَثُمَّ  اِلَى حَضْرَةِ الشَّيخ عَلِي بِنْ عَبْدُ اللَّهِ البَاروس وَاُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَذَوِى الْحُقُوْقِ عَلَيْهِمْ اَجْمَعِيْنَ اَنَّ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْ حَمُهُمْ وَيُعْلِى دَرَجَا تِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْ مِهِمْ وَنَفَحَا تِهِمْ فِى الدِّ يِنِ وَالدُّ نْيَاوَاْلآخِرَةِ. اَلْفَا تِحَةْ :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ¤ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين


ثُمَّ اِلَى اَرْوَحِ اْلاَوْالِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّا لِحِيْنَ . وَاْلاَئِمَّةِ الرَّاشِدِ يْنَ . وَثُمَّ اِلَى اَرْوَاحِ وَالِدِيْنَا وَمَشَا يِخِنَا وَمُعَلِّمِينَا وَذَوِى الْحُقُوْقِ عَلَيْنَا وَعَلَيْهِمْ اَجْمَعِيْنَ , ثُمَّ اِلَى اَرْوَاحِ اَمْوَاتِ اَهْلِ هَذِهِ الْبَلْدَةِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَنَّ اللهَ يَغْفِرُلَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِى دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِاَسْرَارِهِمْ وَانْوَ ارِهِمْ وَعُلُوْ مِهِمْ وَبَرَكَاتِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ. اَلْفَاتِحَةْ :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ¤ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين


بِنِيَّةِ الْقَبُوْلِ وَحُصُوْلِ تَمَامِ كُلِّ سُوْلٍ وَمَأْمُوْلٍ وَصَلاَحِ الشَّانِ ظَا هِرًا وَبَا طِنًا فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ دَافِعَةً لِكُلِّ شَرٍّ جَالِبَةً لِكُلِّ خَيْرٍ لَنَا وَلِوَ الِدِيْنَا وَاَوْلاَدِنَا وَاَحْبَا بِنَا وَمَشَا ئِخِنَا فِى الدِّ يْنِ مَعَ اللُّطْفِ وَالْعَافِيَةِ وَعَلَى نِيَّةِ اَنَّ اللهَ يُنَوِّرُ قُلُوْ بَنَا وَقَوَالِبَنَا مَعَ التَّقَى وَالْهُدَى وَالْعَفَافِ وَالْغِنَى وَالْمَوْتِ عَلَى دِيْنِ اْلاِسَلاَمِ وَاْلاِ يْمَانِ بِلاَ مِحْنَةٍ وَلاَ اِمْتِحَانٍ , بِحَقِّ سَيِّدِنَا وَلَدِ عَدْ نَانِ وَعَلَى كُلِّ نِيَّةٍ صَالِحَةٍ . وَاِلَى حَضْرَةِ النَِّبيِّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ. اَلْفَاتِحَةْ :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين


اَعُوذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ, يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكْ, سُبْحَا نَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَا ءً عَلَيْكَ اَنْتَ كَمَا اَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ, فَلَكَ الْحَمْدُ حَتىَّ تَرْضَى, وَلَكَ الْحَمْدُ اِذَارَضِيْتَ, وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى اْلاَوَّلِيْنَ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنّا مُحَمَّدٍ فِى اْلآخِرِيْنَ وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى كُلِّ وَقْتٍ وَحِيْنٍ, وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِى الْمَلَإِ اْلاَعْلَى اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ, وَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ حَتىَّ تَرِثَ اْلاَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَاَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْ دِعُكَ اَدْيَا نَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَمْوَالَنَا وَاَهْلَنَا وَكُلَّ شَيْءٍ اَعْطَيْتَنَا.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَاِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ, مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيْدٍ وَذِىْ عَيْنٍ وَذِيْ بَغْيٍ وَذِيْ حَسَدٍ وَمِنْ شَرِّ كَلِّ ذِيْ شَرٍّ, اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.

اَللَّهُمَّ جَمِّلْنَا وَاِيَّاهُمْ بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلاَمَةِ, وَحَقِقْنَا وَاِيَّاهُمْ بِالتَّقْوَى وَاْلاِسْتِقَامَةِ وَاَعِذْنَا وَاِيَّاهُمْ مِنْ مُوْجِبَاتِ النَّدَامَةِ فِى اْلحَالِ وَاْلمالِ, اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ.

وَصَلِّ اللَّهُمَّ بِجَلاَلِكَ وَجَمَالِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ, وَارْزُقْنَا كَمَالَ اْلمُتَا بَعَةِ لَهُ ظَا هِرًا وَبَا طِنًا يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. 

بِفَضْلِ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمُ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَلْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. الفاتحة :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ¤ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ¤ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ¤ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ¤ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ¤ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ¤ أمين



يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّــــــــــــدْ  *  يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَــــــــلِّمْ
يَا رَبِّ بَلِّغْهُ الْوَسِيْـــــــــــــــــلَةْ  *  يَا رَبِّ خُصَّهُ بِالْفَضِيْـــــــــلَةْ
يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الصَّحَــــــابَةْ  *  يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ السُّـــلَالَةْ
يَا رَبِّ وَارْضَ عَنِ الْمَشَــــــاِيخْ  *  يَا رَبِّ وَارْحَمْ وَالِدِيْــــــــــنَا
يَا رَبِّ وَارْحَمْنَا جَمِيْـــــــــــــعًا  *  يَا رَبِ ّوَاْرْحَمْ كُلَّ مُسْـــــــلِمْ
يَا رَبِّ وَاغْفِرْ لِكُلِّ مُذْنِــــــــــبْ  *   يَارَبِّ لَا تَقْطَعْ رَجَــــــــــــانَا
يَا رَبِّ يَاسَامِعْ دُعَــــــــــــــــانَا  *  يَارَبِّ بَلِّغْنَا نَـــــــــــــــــزُوْرُهْ
يَا رَبِّ تَغْشَانَا بِنُـــــــــــــــــوْرِهْ  *  يَا رَبِّ حِفْظَانَكْ وَأَمَـــــــانَكْ
يَا رَبِّ وَاسْكِنَّا جِنَــــــــــــــانَكْ  *  يَا رَبِّ أَجِرْنَا مِنْ عَـــــــذَابِكْ
يَا رَبِّ وَارْزُقْنَا الشَّهَــــــــــــادَةْ  *  يَا رَبِّ حُطْنَا بِالسَّعَــــــــــادَةْ
يَا رَبِّ وَاصْلِحْ كُلَّ مُصْــــــــلِحْ  *  يَا رَبِّ وَاكْفِ كُلَّ مُــــــــؤْذِيْ
يَا رَبِّ نَخْتِمْ بِالْمُشَــــــــــــــفَّعْ   *  يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَــــــــلِّمْ



يا أمان الخائفين أمنا مما نخاف

يا أمان الخائفين نجينا مما نخاف

يا أمان الخائفين سلمنا مما نخاف




Asyroqol ( Mahalul Qiyam ) - Diba'

ﻳﺎ ﻧﺒﻲ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ¤ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ

Yâ nabî salâm ‘alaika, Yâ Rosûl salâm ‘alaika

Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu, Wahai Rosul salam sejahtera untukmu.

ﻳﺎﺣﺒﻴﺐ ﺳﻼﻡ ﻋﻠﻴﻚ ¤ ﺻﻠﻮﺍﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻚ

Yâ habîb salâm ‘alaika, sholawâtullâh ‘alaika

Wahai kekasih, salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rohmat) Allah untukmu.

ﺃﺷﺮﻕ ﺍﻟﺒﺪﺭ ﻋﻠﻴﻨﺎ ¤ ﻓﺎﺧﺘﻔﺖ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺒﺪﻭﺭ

Asyroqol badru ‘alainâ, fakhtafat minhul budûru

Bulan purnama telah terbit menyinari kami, Pudarlah purnama purnama lainnya.

ﻣﺜﻞ ﺣﺴﻨﻚ ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ¤ ﻗﻂ ﻳﺎ ﻭﺟﻪ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ

Mitsla husnik mâ ro-ainâ, qotthu yâ wajhas-surûri

Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah riang.

ﺃﻧﺖ ﺷﻤﺲ ﺃﻧﺖ ﺑﺪﺭ ¤ ﺃﻧﺖ ﻧﻮﺭ ﻓﻮﻕ ﻧﻮﺭ

Anta syamsun anta badrun, anta nûrun fauqo nûrin

Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya

ﺃﻧﺖ ﺇﮐﺴﻴﺮ ﻭﻏﺎﻟﻲ ¤ ﺃﻧﺖ ﻣﺼﺒﺎﺡ ﺍﻟﺼﺪﻭﺭ

Anta iksîrun wa ghôlî, anta mishbâhush-shudûri

Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati.

ﻳﺎ ﺣﺒﻴﺒﯽ ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ¤ ﻳﺎﻋﺮﻭﺱ ﺍﻟﺨﺎﻓﻘﻴﻦ

Yâ habîbî yâ Muhammad, yâ ‘arûsal-khôfiqoini

Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia)

ﻳﺎ ﻣﺆﻳﺪ ﻳﺎﻣﻤﺠﺪ ¤ ﻳﺎ ﺇﻣﺎﻡ ﺍﻟﻘﺒﻠﺘﻴﻦ

Yâ mu-ayyad yâ mumajjad, yâ imâmal qiblataini

Wahai Nabi yang dikuatkan (dengan wahyu), wahai Nabi yang diagungkan, wahai imam dua arah kiblat.

ﻣﻦ ﺭﺃﯼ ﻭﺟﻬﻚ ﻳﺴﻌﺪ ¤ ﻳﺎﮔﺮﻳﻢ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ

Man ro-â wajhaka yas’ad, yâ karîmal wâlidaini

Siapapun yang melihat wajahmu pasti berbahagia, wahai orang yang mulia kedua orang tuanya.

ﺣﻮﺿﻚ ﺍﻟﺼﺎﻓﯽ ﺍﻟﻤﺒﺮﺩ ¤ ﻭﺭﺩﻧﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻨﺸﻮﺭ

Haudlukash-shôfîl mubarrod, wirdunâ yauman-nusyûri

Telagamu jernih dan dingin, yang akan kami datangi kelak dihari qiyamat.

ﻣﺎ ﺭﺃﻳﻨﺎ ﺍﻟﻌﻴﺲ ﺣﻨﺖ ¤ ﺑﺎﻟﺴﺮﯼ ﺇﻻ ﺇﻟﻴﻚ

Mâ ro-ainâl ‘îsa hannat, bissurô illâ ilaika

Belum pernah unta putih berbalur hitam berdenting berjalan malam hari kecuali unta yang datang kepadamu.

ﻭﺍﻟﻐﻤﺎﻣﻪ ﻗﺪ ﺃﻇﻠﺖ ¤ ﻭﺍﻟﻤﻼ ﺻﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻚ

Wal ghomâmah qod adhollat, wal malâ shollû ‘alaika

Awan tebal memayungimu, seluruh tingkat golongan manusia mengucapkan sholawat kepadamu.

ﻭﺃﺗﺎﻙ ﺍﻟﻌﻮﺩ ﻳﺒﮑﻲ ¤ ﻭﺗﺬﻟﻞ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻚ

Wa atâkal ‘ûdu yabkî, wa tadzallal baina yadaika

Pohon pohon datang kepadamu menangis bersimpuh merasa hina di hadapanmu.

ﻭﺍﺳﺘﺠﺎﺭﺕ ﻳﺎﺣﺒﻴﺒﻲ ¤ ﻋﻨﺪﻙ ﺍﻟﻈﺒﻲ ﺍﻟﻨﻔﻮﺭ

Wastajârot yâ habîbî, ‘indakadh-dhobyun-nufûru

Kijang gesit datang memohon keselamatan kepadamu wahai kekasih.

ﻋﻨﺪﻣﺎ ﺷﺪﻭﺍ ﺍﻟﻤﺤﺎﻣﻞ ¤ ﻭﺗﻨﺎﺩﻭﺍ ﻟﻠﺮﺣﻴﻞ

‘Indamâ syaddûl mahâmil, wa tanâdau lirrohîli

Ketika serombongan berkemas dan menyerukan untuk berangkat

ﺟﺌﺘﻬﻢ ﻭﺍﻟﺪﻣﻊ ﺳﺂﺋﻞ ¤ ﻗﻠﺖ ﻗﻒ ﻟﯽ ﻳﺎ ﺩﻟﻴﻞ

Ji,tuhum waddam’u sã-il, qultu qif lî yâ dalîlu

Kudatangi mereka dengan berlinang air mata seraya kuucapkan tunggulah wahai pemimpin rombongan

ﻭﺗﺤﻤﻞ ﻟﻲ ﺭﺳﺂﺋﻞ ¤ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﺸﻮﻕ ﺍﻟﺠﺰﻳﻞ

Wa tahammal lî rosã-il, ayyuhâsy-syauqul jazîlu

Bawakan aku surat yang berisikan kerinduan yang mendalam

ﻧﺤﻮﻫﺎﺗﻴﻚ ﺍﻟﻤﻨﺎﺯﻝ ¤ ﻓﯽ ﺍﻟﻌﺸﻲ ﻭﺍﻟﺒﮑﻮﺭ

Nahwa hâtîkal manâzil, fîl ‘asyiyyi wal bukûri

Membawakan ke tempat yang jauh ketika petang dan paginya.

ﮐﻞ ﻣﻦ ﻓﯽ ﺍﻟﮕﻮﻥ ﻫﺎﻣﻮﺍ ¤ ﻓﻴﻚ ﻳﺎ ﺑﺎﻫﻲ ﺍﻟﺠﺒﻴﻦ

Kullu man fîl kauni hâmû, fîka yâ bâhîl jabîni

Setiap orang di jagad raya ini bingung (karena sangat rindu) kepadamu wahai orang yang bersinar kedua keningnya.

ﻭﻟﻬﻢ ﻓﻴﻚ ﻏﺮﺍﻡ ¤ ﻭﺍﺷﺘﻴﺎﻕ ﻭﺣﻨﻴﻦ

Wa lahum fîka ghorômun, wasytiyâqun wa hanînu

Mereka terpikat, tergila-gila dan meronta-ronta dengan mu tentang sifatmu.

ﻓﻲ ﻣﻌﺎﻧﻴﻚ ﺍﻷﻧﺎﻡ ¤ ﻗﺪ ﺗﺒﺪﺕ ﺣﺂﺋﺮﻳﻦ

Fî ma’ânîkal anâmu, qod tabaddat hã-irîna

Para makhluk berbeda pendapat dan bingung (tidak mampu menyifati dengan sempurna)

ﺃﻧﺖ ﻟﻠﺮﺳﻞ ﺧﺘﺎﻡ ¤ ﺃﻧﺖ ﻟﻠﻤﻮﻟﯽ ﺷﮑﻮﺭ

Anta lirrusli khitâmun, anta lil maulâ syakûru

Engkau adalah penutup para utusan, engkau adalah orang yang paling banyak bersyukur kepada Allah.

ﻋﺒﺪﻙ ﺍﻟﻤﺴﮑﻴﻦ ﻳﺮﺟﻮ ¤ ﻓﻀﻠﻚ ﺍﻟﺠﻢ ﺍﻟﻐﻔﻴﺮ

‘Abdukal miskînu yarjû, fadl-lakal jammal ghofîru

Hambamu (umatmu) yang miskin mengharap anugerahmu yang banyak lagi merata.

ﻓﻴﻚ ﻗﺪ ﺃﺣﺴﻨﺖ ﻇﻨﻲ ¤ ﻳﺎﺑﺸﻴﺮ ﻳﺎﻧﺬﻳﺮ

Fîka qod ahsantu dhonnî, yâ basyîru yâ nadzîru

Aku berbaik sangka kepadamu wahai pembei kabar gembira dan pemberi peringatan.

ﻓﺄﻏﺜﻨﻲ ﻭﺃﺟﺮﻧﻲ ¤ ﻳﺎﻣﺠﻴﺮ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻌﻴﺮ

Fa-aghitsnî wa ajirnî, yâ mujîru minas-sa’îri

Maka tolonglah aku dan selamatkan aku wahai penyelamat dari neraka syair.

ﻳﺎﻏﻴﺎﺛﻲ ﻳﺎﻣﻼﺫﻱ ¤ ﻓﻲ ﻣﻬﻤﺎﺕ ﺍﻷﻣﻮﺭ

Yâ ghiyâtsî yâ malâdzî, fî muhimmâtil umûri

Wahai penolongku, wahai tempat berlindungku dalam perkara-perkara yang menyulitkan.

ﺳﻌﺪ ﻋﺒﺪ ﻗﺪ ﺗﻤﻠﯽ ¤ ﻭﺍﻧﺠﻠﯽ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺤﺰﻭﻥ

Sa’id ‘abdun qod tamallâ, wanjalâ ‘anhul huzûna

Berbahagialah dan hilanglah kesusahan hamba yang senang kepadamu.

ﻓﻴﻚ ﻳﺎﺑﺪﺭ ﺗﺠﻠﯽ ¤ ﻓﻠﻚ ﺍﻟﻮﺻﻒ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ

Fîka yâ badrun tajallâ, falakal washful hasînu

Wahai bulan purnama yang nampak terang bagimu sifat yang indah

ﻟﻴﺲ ﺃﺯﮐﯽ ﻣﻨﻚ ﺃﺻﻼ ¤ ﻗﻂ ﻳﺎﺟﺪ ﺍﻟﺤﺴﻴﻦ

Laisa azkâ minka ashlân, qotthu yâ jaddal husaini

Tiada orang yang orang tuanya lebih suci darimu sama sekali wahai kakek Hasan dan Husain.

ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﯽ ¤ ﺩﺁﺋﻤﺎ ﻃﻮﻝ ﺍﻟﺪﻫﻮﺭ

Fa’alaikallâhu shollâ, dã-imân thûlad-duhûri

Bagimu sholawat Allah selamanya sepanjang masa.

ﻳﺎ ﻭﻟﻲ ﺍﻟﺤﺴﻨﺎﺕ ¤ ﻳﺎ ﺭﻓﻴﻊ ﺍﻟﺪﺭﺟﺎﺕ

Yâ waliyyal hasanâti, yâ rofî’ad-darojâti

Wahai Dzat Penguasa kebaikan, wahai Dzat Yang berpangkat Tinggi

ﮔﻔﺮ ﻋﻨﻲ ﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ¤ ﻭﺍﻏﻔﺮ ﻋﻨﻲ ﺍﻟﺴﻴﺌﺎﺕ

Kaffir ‘annyadz-dzunûba, waghfir ‘annîs-sayyi-âti

Hapuslah dosa dosa dariku dan ampunilah kesalahan kesalahanku.

ﺃﻧﺖ ﻏﻔﺎﺭ ﺍﻟﺨﻄﺎﻳﺎ ¤ ﻭﺍﻟﺬﻧﻮﺏ ﺍﻟﻤﻮﺑﻘﺎﺕ

Anta ghoffârul khothôyâ, wadz-dzunûbil mûbiqôti

Engkau adalah Maha Pengampun kesalahan kesalahan dan dosa yang merusakkan.

ﺃﻧﺖ ﺳﺘﺎﺭ ﺍﻟﻤﺴﺎﻭﻱ ¤ ﻭﻣﻘﻴﻞ ﺍﻟﻌﺜﺮﺍﺕ

Anta sattârul masâwî, wa muqîlul ‘atsarôti

Engkau adalah Yang Menutupi kejelekan dan menyelamatkan dari kesalahan.

ﻋﺎﻟﻢ ﺍﻟﺴﺮ ﻭﺃﺧﻔﯽ ¤ ﻣﺴﺘﺠﻴﺐ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ

Âlimus-sirri wa akhfâ, mustajîbud-da’awâti

Engkau Maha Mengetahui rahasia dan kesamaran, Engkau adalah Pengabul do’a.

ﺭﺏ ﻓﺎﺭﺣﻤﻨﺎ ﺟﻤﻴﻌﺎ ¤ ﺑﺠﻤﻴﻊ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺎﺕ

Robbi farhamnâ jamî’an, bijamî’ish-shôlihâti

Robbi belas kasihanilah kami semua dengan mampu menjalankan segala amal baik

وصلاة الله تغشا عد تحرير السطور
أحمد الهادی محمد صاحب الوجه المنير

Wa sholâtullâhi taghsyâ ‘adda tahrîris-suthûri
Ahmadal hâdî Muhammad shôhibal wajhil munîri

Dan sholawat Allah semoga tercurah atas Ahmad sang petunjuk yaitu Nabi Muhammad pemilik wajah yang bersinar..


اللهم صل وسلم وبارك عليه

Memperbaiki Ka'bah

Nabi Ibrahim As tetap tinggal di daerah Kan'an, dan masih bolak-balik ke Mekkah menjenguk Siti Hajar dan Nabi Isma'il As.


Tujuan lain Nabi Ibrahim As ke Mekkah, anaknya ( Nabi Isma'il As ) diajak memperbaiki Ka'bah. Setelah memulai untuk memperbaiki Ka'bah dengan berdo'a bersama :

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيْهِمْ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha perkasa, Maha bijaksana.”

Setelah itu kemudian Nabi Ibrahim As diperintah untuk mengundang para manusia yang dekat dan yang jauh.

وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ

Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ

Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mere-ka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak.

Nabi Ibrahim As Dijadikan Panutan Para Manusia Setelah Menerima Banyak Cobaan

Banyak sekali cobaan Allah Swt kepada Nabi Ibrahim As yang sangat berat, sebagai jawaban Allah Swt untuk mengetahui seberapa besar, tebal tipisnya keimanan Nabi Ibrahim As.

Semua cobaan Allah Swt walaupun dapat dilalui Nabi Ibrahim As akan tetap terasa berat dirasakan, akan ada banyak bahaya yang mengerikan, tetapi Nabi Ibrahim As tidak menolaknya, dan dapat terus dilalui dengan tekad yang kuat dan Iman yang teguh, sehingga habis semua jenis cobaan, dan akhirnya semua cobaan Allah Swt bisa dilaksanakan dengan sempurna.

وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”

Jawaban Allah Swt

Nabi Ibrahim As sangat menyayangi anaknya ( Nabi Isma'il As ), ketika Nabi Isma'il As sudah bisa berlari-lari, sudah bisa diajak bicara, pada saat itulah Nabi Ibrahim As menerima cobaan yang sangat berat dari Allah Swt, yaitu diperintah Allah Swt menyembelih anaknya yang sangat dicintai dan disayangi.


يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ

“Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”

يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ

Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).

وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ

Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!

قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Peristiwa Nabi Ibrahim As  ketika akan menyembelih Nabi Isma'il As yaitu pada tanggal 10 bulan Haji, berada di daerah Mina.

Saat ini orang-orang yang sedang melaksanakan Ibadah Haji juga menyembelih kurbannya didaerah Mina.

Didalam kisah Nabi Ibrahim As akan menyembelih Nabi Isma'il As, itu menjadi pengingat untuk kita semua umat Islam, bagaimana perasaan hati orang tua diperintah menyembelih anaknya yang sangat disayangi, dan bagaimana perasaan sebagai anak yang akan disembelih itu.

Akan tetapi hal yang seperti itu tadi untuk para Nabi menjadi nomer dua, karena yang pertama yaitu mengikuti perintah Allah Swt.

Bangsa Jurhum

Pada zaman tersebut ditanah Arab ada satu kelompok atau golongan yang disebut dengan Bangsa Jurhum, dan kehidupan Bangsa Jurhum dengan cara  berpindah-pindah tempat, yang menjadi tujuannya adalah tanah atau daerah yang ada sumber airnya. Dan orang yang menemukan dan memiliki  sumber air tersebut akan dijadikan seorang Raja. 

Kemudian apabila sumber airnya sudah kering atau habis, Bangsa Jurhum tadi berkemas untuk berpindah lagi kedaerah yang diperkirakan terdapat sumber airnya.

Ciri-ciri atau tanda suatu tanah atau daerah yang terdapat sumber airnya yaitu akan terlihat burung-burung yang terbang diatasnya.

Pada saat mengetahui didalam tanah daerah Mekkah terdapat sumur Zam Zam, Bangsa Jurhum tadi yang tinggal dikanan kiri sekitar Mekkah menemui Siti Hajar dan meminta agar dibolehkan membangun kampung di tanah Mekkah. Siti Hajar diakui sebagai Kamituo atau sesepuhnya. Sejak saat itulah tanah Mekkah menjadi daerah yang ada penduduknya.

Siti Hajar dan Nabi Ismail As Hijrah

Nabi Ibrahim As kemudian diperintahkan untuk berpindah atau hijrah, bersama Siti Hajar dan Nabi Ismail As ke sebuah Negeri yang tidak ada tumbuhan dan airnya, panas terik, yaitu Negeri Mekkah.


Ketika Nabi Ibrahim As dan Anak Isterinya sampai di Negeri Mekkah, nyata jika Mekkah salah satu wilayah yang tidak ada apa-apanya, disitu kemudian Nabi Ibrahim As berdo'a kepada Allah Swt, seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an surat Ibrahim 37 :

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Kemudian Nabi Ibrahim As berpamitan kepada Siti Hajar akan pulang lagi ke Negeri Syam, lalu Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim As bagaimana kebutuhan untuk setiap hari selama tinggal ditanah yang kering dan tidak ada apa-apanya.

Nabi Ibrahim As menjawab : " Sesungguhnya yang memerintahmu disini adalah Allah Swt, dan perkaramu Aku pasrahkan Allah Swt.

Jawaban Nabi Ibrahim As kepada Siti Hajar yang seperti tadi membuat hati Siti Hajar  tenang dan lega.

Sepulangnya Nabi Ibrahim As ke Negeri Syam, tidak lama kemudian Allah Swt mengeluarkan air yang disebut Zam zam.

Nabi Ibrahim As sering bolak balik ke Mekkah menjenguk Siti Hajar dan Anaknya ( Nabi Ismail As ).

Nabi Ibrahim As

Pada zaman dahulu, tanah Mausul pernah dipimpin oleh salah satu Raja yang bernama Namrud. Dengan kesewenangan dan kekejaman kekuasaan Raja Namrud didalam  قصص الأنبياء ( kisah para Nabi ) ada keterangan dari sabda Nabi yang artinya begini :

Yang merajai bumi ini ada 4, yang dua mukmin dan yang kedua yaitu kafir. Yang beriman yaitu Nabi Sulaimam As bin Dawud dan Dzulqornain. Adapun yang kafir yaitu Namrud dan Buhtanashor. Raja Namrud adalah orang yang pertama menjadi Raja yang memakai Mahkota, tanda sebagai seorang Raja. Apa yang menjadi kekejaman Raja Namrud bukan hanya perkara yang lahir (dhohir), namun hatinya para manusia dipaksa supaya menyembah kepada dia.

Untuk menjaga dalam kekuasaannya itu dibantu oleh sesepuh Dukun dan Ahli Nujum (peramal). Malah Bapaknya Nabi Ibrahim sendiri yang bernama Azar, termasuk salah satu orang yang dicintai oleh Raja Namrud, karena pandai membuat berhala ( Patung ).

Para ahli nujum tadi memberitahukan sebuah ramalan kepada Raja Namrud, bahwa pada tahun ini akan lahir seorang anak laki-laki yang akan merubah kepercayaan agama orang-orang tua terdahulu dan akan menyingkirkan dan merobohkan kerajaanmu.

Menurut keterangan Muhammad bin Ishaq, kemudian Raja Namrud memerintahkan pasukan supaya menangkapi orang-orang perempuan yang hamil dan dimasukkan kedalam penjara. Jika perempuan yang dipenjara tadi melahirkan anak laki-laki, kemudian akan dibunuh anak tersebut.

Dari perbuatan kejamnya itu tadi, ibunya Nabi Ibrahim As dijaga oleh Allah Swt dari golongan perempuan-perempuan yang dimasukkan dalam penjara.

Menurut keterangan Ibnu Abbas, ketika malam kelahiran Nabi Ibrahim As para ahli nujum memberitahukan kepada Raja Namrud, jika malam ini anak yang akan merobohkan istana Raja Namrud. Pada saat itu Raja Namrud memerintahkan untuk membunuh anak laki-laki yang lahir dimalam itu.

Takut akan ikut dibunuh, ketika Nabi Ibrahim As lahir kemudian dibungkus kain dan selimut ditaruh didalam gua yang berada dipinggir sungai yang kering airnya.

Ketika Nabi Ibrahim As sudah besar kemudian diajak keluar dari dalam gua, supaya hidup berdampingan dengan orang-orang, dan dididik oleh Bapaknya ( Azar ) untuk beribadah menyembah berhala ( patung ). Akan tetapi pendidikan dan ajaran Bapaknya tidak bisa masuk ke akal fikiran Nabi Ibrahim As.

Jalan yang menuntun Nabi Ibrahim As beriman kepada Allah Swt.

Awalnya Nabi Ibrahim As beriman kepada Allah Swt, yaitu berfikir tentang keadaan hal-hal yang terjadi di alam dunia ini.

Ketika suatu malam yang gelap gulita dan bintang-bintang yang berkelip dilangit, Nabi Ibrahim As mengira kalau itu Tuhan, namun ketika bintang-bintang mulai meredup kemudian Nabi Ibeahim As yakin kalau itu bukan Tuhan. Ketika melihat  Bulan yang terang menerangi malam yang gelap gulita juga dikira Tuhan, namun ketika Bulan sudah mulai redup, Nabi Ibrahim As juga menganggap kalau itu juga bukan Tuhan. Begitu juga disaat melihat Matahari, dianggap sebagai Tuhan yang lebih besar, namun ketika melihat Matahari sudah terbenam, Nabi Ibrahim As akhirnya meyakini kalau Bintang, Bulan, dan Matahari, itu semua bukan Tuhan.

Nabi Ibrahim As berkata lkepada para kaumnya, jika hatinya tidak termasuk golongan orang yang musyrik.
Didalam surat Al An'am : 76-78 diterangkan :

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.”

فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ

Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.”

فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”

Kemudian setelah itu Nabi Ibrahim As hatinya tetap berkeyakinan, beriman kepada Allah Swt yang Maha Kuasa semesta alam.

Seperti yang tersebut pada terusan ayat diatas :

اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ

Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.


Dan pada saat itu Nabi Ibrahim As berpisah dengan Bapaknya dan kaumnya yang masih menyembah berhala. Berpisahnya dikarenakan bertentangan dengan i'tikad keimanannya. Nabi Ibrahim beriman kepada Allah Swt sedangkan Bapaknya tetap berkeyakinan dengan sesembahannya ( berhala ).

Nasihat Nabi Ibrahim kepada Bapaknya diterangkan didalam Al Qur'an surat Maryam 42 :

اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِيْ عَنْكَ شَيْـًٔا

(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun?

Dan selanjutnya  Nabi Ibrahim As berpesan kepada Bapaknya, namun tidak diterima dengan baik, sebaliknya malah diancam. Seperti yang telah disebutkan didalam Al Qur'an surat Maryam 46 :

قَالَ اَرَاغِبٌ اَنْتَ عَنْ اٰلِهَتِيْ يٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ لَاَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِيْ مَلِيًّا

Dia (ayahnya) berkata, “Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, pasti engkau akan kurajam, maka tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.”


Sejak saat itu Nabi Ibrahim As, sering mendapat cobaan, rintangan dan banyak bahaya yang mengerikan dari Raja Namrud dan para kaumnya yang ditujukan kepada Nabi Ibrahim As,.

Seperti disaat Nabi Ibrahim As pernah dibakar atas perintahnya Raja Namrud, tetapi atas pertolongan Allah Swt, semua macam siksaan tadi tidak mempan terhadap hati Nabi Ibrahim As, dan semua rintangan dan bahaya tadi tidak bisa menghentikan langkah Nabi Ibrahim As dalam berdakwah mengajak menyembah Allah Swt dan menghidup-hidupkan hukum Allah Swt.

Kemudian setelah itu Nabi Ibrahim As berpindah meninggalkan tanah Mesir bersama dengan Isterinya, yaitu Siti Saroh. Ditanah Mesir hampir saja Siti Saroh diambil kehormatannya oleh Raja Mesir yang rakus tabiatnya, akan tetapi Allah Swt menjaga kesucian Siti Saroh. Ketika Nabi Ibrahim As dan Siti Saroh akan berangkat pergi ke tanah Kan'an ( Palestina ), Putri dari Raja Mesir yang bernama Hajar diikutkan, disuruh untuk menemani, yang akhirnya Siti Hajar menjadi Isteri Nabi Ibrahim As dengan seizinnya Siti Saroh. Dan Siti Hajar adalah yang melahirkan Nabi Ismail As, yang akhirnya akan menurunkan Nabi Muhammad Saw.
Sedangkan Siti Saroh adalah yang melahirkan anak yaitu Nabi Ishaq.

Nabi Sholeh As

Kaum Nabi Sholeh As disebut Kaum Tsamud, juga keturunan dari Sam bin Nuh, bertempat didaerah antara Hijaz dan Syam.


Kaum Tsamud dibinasakan oleh Allah Swt karena dosa-dosanya. Ketika kaum Tsamud yang berkuasa itu lebih maju dalam hal mengolah Bumi. Orang-orangnya pandai  dan kuat-kuat tubuhnya. Memiliki ladang, kebun, dan membuat sungai-sungai untuk menyirami kebun gandum dan kurma, dan membuat rumah di gua dan gunung, diberi rizki yang banyak oleh Allah Swt, memperoleh kenikmatan dunia yang cukup. Tetapi tidak mau bersyukur kepada Allah Swt, tidak mau memuji-muji karena diberi anugerah Allah Swt. Malah semakin banyak melakukan maksiat dan membuat kerusakan diatas Bumi, tidak mau menerima kebenaran, sombong, menyembah berhala, ingkar terhadap tanda-tandanya Allah Swt.

Berlaku sewenang-wenang sangat merajalela kaum Tsamud tersebut, yang kuat menindas yang lemah, orang yang tinggi menindas orang yang dibawah, hidup orang-orang sangat hawatir dan tidak tentram hatinya, karena selalu bertengkar dan bermusuhan.

Dalam keadaan yang seperti itu, Allah Swt mengutus Nabi Sholeh As supaya mengajak dan mengajari kaum tadi dengan keyakinan yang benar dan tingkah laku yang benar. Dari belas kasihnya Allah Swt kepada para manusia, kemudian Allah Swt memerintah Nabi Sholeh As supaya kaum Tsamud tersebut mau taat kepada perintah Allah Swt, yaitu tidak boleh menyembah berhala dan tidak boleh melakukan maksiat. Hanya Allah Swt yang wajib disembah dan ditaati. 

Nabi Sholeh bersabda :

قَالَ يٰقَوۡمِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمۡ مِّنۡ اِلٰهٍ غَيۡرُهٗ‌ ؕ

Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia.


قَالُوۡا يٰصٰلِحُ قَدۡ كُنۡتَ فِيۡنَا مَرۡجُوًّا قَبۡلَ هٰذَآ‌ اَتَـنۡهٰٮنَاۤ اَنۡ نَّـعۡبُدَ مَا يَعۡبُدُ اٰبَآؤُنَا وَاِنَّنَا لَفِىۡ شَكٍّ مِّمَّا تَدۡعُوۡنَاۤ اِلَيۡهِ مُرِيۡبٍ

Mereka (kaum Tsamud) berkata, "Wahai Shalih! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang di harapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami."


Dalam berdakwah Nabi Sholeh As lebih dahulu ditujukan kepada sanak keluarga yang dekat dan yang jauh. Pemimpin kaum Tsamud juga termasuk sanak keluarga Nabi Sholeh As. Dakwah Nabi Sholeh As kepada kaumnya supaya mau memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah Swt.

Allah Swt itu dekat dan mengabulkan, namun para kaumnya tadi tuli telinganya dari kebenaran, matanya buta terhadap kebenaran, dan hatinya sudah tertutup tidak dapat menerima kebenaran. Oleh sebab itu dakwah Nabi Sholeh As tidak diterima dengan baik, malah dimusuhi, ditertawakan, dihina, dianggap gila dan tidak dipercaya menjadi Nabi, difitnah.

Nabi Sholeh As bersabda :


قَالَ يٰقَوۡمِ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ كُنۡتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنۡ رَّبِّىۡ وَاٰتٰٮنِىۡ مِنۡهُ رَحۡمَةً فَمَنۡ يَّـنۡصُرُنِىۡ مِنَ اللّٰهِ اِنۡ عَصَيۡتُهٗ‌ فَمَا تَزِيۡدُوۡنَنِىۡ غَيۡرَ تَخۡسِيۡرٍ‏

Dia (Shalih) berkata, "Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku.


Para kaum Tsamud berkata kepada Nabi Sholeh As, jika ia benar-benar sebagai Nabi, mintalah disalah satu batu agar mengeluarkan seekor unta, dan disaat itulah dikabulkan oleh Allah Swt, 

Nabi Sholeh As bersabda :


وَيٰقَوۡمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَـكُمۡ اٰيَةً فَذَرُوۡهَا تَاۡكُلۡ فِىۡۤ اَرۡضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوۡهَا بِسُوۡٓءٍ فَيَاۡخُذَكُمۡ عَذَابٌ قَرِيۡبٌ


Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab)."


Kaum Tsamud memang sengaja menantang, dimana-mana hal yang tidak diperbolehkan sengaja dilakukan/dilanggar. Unta yang tidak boleh diganggu, mereka tangkap dan mereka sembelih.


فَعَقَرُوۡهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوۡا فِىۡ دَارِكُمۡ ثَلٰثَةَ اَ يَّامٍ ‌ؕذٰ لِكَ وَعۡدٌ غَيۡرُ مَكۡذُوۡبٍ‏


Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia (Shalih) berkata, "Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."


Didalam surat An Naml diceritakan, bahwa di Negeri Nabi Sholeh As itu ada sembilan kelompok golongan yang berbuat kerusakan diatas bumi. Sembilan kelompok golongan itu saling bersumpah, jika suatu malam ingin membunuh Nabi Sholeh As beserta keluarganya, dan rencana membunuhnya dengan cara diam-diam supaya tidak diketahui sebagai orang yang membunuh keluarga Nabi Sholeh As. Sekelompok sembilan golongan tadi kemudian membuat rencana, membuat siasat, namun semua rencana itu tidak berhasil. Kemudian Allah Swt punya rencana sendiri, yang kesemua sembilan kelompok golongan itu binasa, rumah dan gedung sepi, semua roboh dan negerinya hancur.


فَانْظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكۡرِهِمۡۙ اَنَّا دَمَّرۡنٰهُمۡ وَقَوۡمَهُمۡ اَجۡمَعِيۡنَ


Maka perhatikanlah bagaimana akibat dari tipu daya mereka, bahwa Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya ( QS An Naml 51 )


فَتِلۡكَ بُيُوۡتُهُمۡ خَاوِيَةً ۢ بِمَا ظَلَمُوۡا‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّـقَوۡمٍ يَّعۡلَمُوۡنَ


Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezhaliman mereka. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengetahui ( QS An Naml : 52 )

وَاَنۡجَيۡنَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَكَانُوۡا يَتَّقُوۡنَ‏


Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa ( QS An Naml : 53 )
















Nabi Hud As

Kaumnya Nabi Hud As disebut dengan kaum 'Ad, dikarenakan yang menjadi pemimpin kaum itu bernama 'Ad. Dan 'Ad itu masih saudara dengan Nabi Hud As. Nabi Hud As masih keturunan Sam bin Nuh. Yang mana Negaranya itu berada  ditanah Arab, tepatnya diantara tanah Yaman dan Uman, yang sekarang disebut Rimal.


Kaum 'Ad sudah bisa mengolah tanah menjadi subur, juga bisa menata kota dan mendirikan bangunan gedung ditempat yang ramai, membuat pemandian yang dapat menyegarkan badan, dan membuat taman yang asri untuk menyenangkan hati orang-orang yang sedang jalan-jalan.

Kaum 'Ad diberi kesenangan oleh Allah Swt kekayaan dan kebahagiaan anak turunnya. Apabila berperang dengan kaum lain, menyerang dengan aturan kejam dan sangat ganas sekali dalam memerangi musuhnya.

Kaum 'ad sama sekali tidak beriman kepada Allah Swt,  menyembah berhala dan banyak melakukan perbuatan maksiat, bertengkar, cekcok, memfitnah, semena-mena, membuat kerusakan didunia.

Maka untuk itulah Allah Swt mengutus Nabi Hud As untuk mengingatkan pemahamannya dan perbuatan kaum 'Ad yang keliru.

Nabi Hud As didalam melaksanakan dakwah kepada kaum 'Ad agar supaya berlaku yang benar.

قَالَ يٰقَوۡمِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمۡ مِّنۡ اِلٰهٍ غَيۡرُهٗ ؕ اَفَلَا تَتَّقُوۡنَ

Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?"

Nabi Hud As dalam melakukan dakwah agama Allah Swt tidak meminta upah, dan hanya ridho Allah Swt.  Tetapi para pembesar orang-orang kafir yang bodoh-bodoh. Mengolok-olok dan menganggap Nabi Hud As sebagai pembohong.

Nabi Hud As berkata kepada para kaumnya, yaitu kaum 'Ad supaya memohon ampun dan bertaubat kepada Allah Swt, sehingga Allah Swt akan menurunkan hujan dari langit, dan Allah Swt akan memberi kesejahteraan dan kemakmuran.

Perkataan Nabi Hud As yang seperti itu dianggap oleh kaum 'Ad perkataan orang yang menyimpang dari berhalanya, maka kaum tersebut tidak mau berbicara lagi kepada Nabi Hud As.

اِنْ نَّقُوْلُ اِلَّا اعْتَرٰىكَ بَعْضُ اٰلِهَتِنَا بِسُوْۤءٍ ۗ

kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.


Kemudian kaum 'Ad semakin berbuat maksiat, berpaling didepan Nabi Hud As.
Semakin dikuatkan dalam menyembah selain Allah Swt.

Setelah Nabi Hud As melihat kaum 'Ad tidak mau mendengar ajakannya, dan berkata :

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖٓ اِلَيْكُمْ ۗوَيَسْتَخْلِفُ رَبِّيْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۗ وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْـًٔا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ

Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.”

Setelah sudah benar-benar kaum 'Ad tidak mau beriman kepada Allah Swt, kemudian Allah Swt menurunkan adzab dengan mengutus angin yang panasnya menyebabkan tubuh terbakar. Saat itu kaum 'Ad mati bergelimpangan. Dan hanya orang-orang yang beriman diselamatkan oleh Allah Swt.

وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَنَجَّيْنٰهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ

Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.







Postingan Unggulan

Untuk Apa Seseorang Hidup Di Dunia Ini

      Waktu akan senantiasa terus berjalan, hari demi hari, tidak terasa usia akan semakin bertambah pula, yang artinya jatah hidup seseoran...