Jawaban Allah Swt

Nabi Ibrahim As sangat menyayangi anaknya ( Nabi Isma'il As ), ketika Nabi Isma'il As sudah bisa berlari-lari, sudah bisa diajak bicara, pada saat itulah Nabi Ibrahim As menerima cobaan yang sangat berat dari Allah Swt, yaitu diperintah Allah Swt menyembelih anaknya yang sangat dicintai dan disayangi.


يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ

“Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”

يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ

Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).

وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ

Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!

قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

اِنَّ هٰذَا لَهُوَ الْبَلٰۤؤُا الْمُبِيْنُ

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Peristiwa Nabi Ibrahim As  ketika akan menyembelih Nabi Isma'il As yaitu pada tanggal 10 bulan Haji, berada di daerah Mina.

Saat ini orang-orang yang sedang melaksanakan Ibadah Haji juga menyembelih kurbannya didaerah Mina.

Didalam kisah Nabi Ibrahim As akan menyembelih Nabi Isma'il As, itu menjadi pengingat untuk kita semua umat Islam, bagaimana perasaan hati orang tua diperintah menyembelih anaknya yang sangat disayangi, dan bagaimana perasaan sebagai anak yang akan disembelih itu.

Akan tetapi hal yang seperti itu tadi untuk para Nabi menjadi nomer dua, karena yang pertama yaitu mengikuti perintah Allah Swt.

Bangsa Jurhum

Pada zaman tersebut ditanah Arab ada satu kelompok atau golongan yang disebut dengan Bangsa Jurhum, dan kehidupan Bangsa Jurhum dengan cara  berpindah-pindah tempat, yang menjadi tujuannya adalah tanah atau daerah yang ada sumber airnya. Dan orang yang menemukan dan memiliki  sumber air tersebut akan dijadikan seorang Raja. 

Kemudian apabila sumber airnya sudah kering atau habis, Bangsa Jurhum tadi berkemas untuk berpindah lagi kedaerah yang diperkirakan terdapat sumber airnya.

Ciri-ciri atau tanda suatu tanah atau daerah yang terdapat sumber airnya yaitu akan terlihat burung-burung yang terbang diatasnya.

Pada saat mengetahui didalam tanah daerah Mekkah terdapat sumur Zam Zam, Bangsa Jurhum tadi yang tinggal dikanan kiri sekitar Mekkah menemui Siti Hajar dan meminta agar dibolehkan membangun kampung di tanah Mekkah. Siti Hajar diakui sebagai Kamituo atau sesepuhnya. Sejak saat itulah tanah Mekkah menjadi daerah yang ada penduduknya.

Siti Hajar dan Nabi Ismail As Hijrah

Nabi Ibrahim As kemudian diperintahkan untuk berpindah atau hijrah, bersama Siti Hajar dan Nabi Ismail As ke sebuah Negeri yang tidak ada tumbuhan dan airnya, panas terik, yaitu Negeri Mekkah.


Ketika Nabi Ibrahim As dan Anak Isterinya sampai di Negeri Mekkah, nyata jika Mekkah salah satu wilayah yang tidak ada apa-apanya, disitu kemudian Nabi Ibrahim As berdo'a kepada Allah Swt, seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an surat Ibrahim 37 :

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Kemudian Nabi Ibrahim As berpamitan kepada Siti Hajar akan pulang lagi ke Negeri Syam, lalu Siti Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim As bagaimana kebutuhan untuk setiap hari selama tinggal ditanah yang kering dan tidak ada apa-apanya.

Nabi Ibrahim As menjawab : " Sesungguhnya yang memerintahmu disini adalah Allah Swt, dan perkaramu Aku pasrahkan Allah Swt.

Jawaban Nabi Ibrahim As kepada Siti Hajar yang seperti tadi membuat hati Siti Hajar  tenang dan lega.

Sepulangnya Nabi Ibrahim As ke Negeri Syam, tidak lama kemudian Allah Swt mengeluarkan air yang disebut Zam zam.

Nabi Ibrahim As sering bolak balik ke Mekkah menjenguk Siti Hajar dan Anaknya ( Nabi Ismail As ).

Nabi Ibrahim As

Pada zaman dahulu, tanah Mausul pernah dipimpin oleh salah satu Raja yang bernama Namrud. Dengan kesewenangan dan kekejaman kekuasaan Raja Namrud didalam  قصص الأنبياء ( kisah para Nabi ) ada keterangan dari sabda Nabi yang artinya begini :

Yang merajai bumi ini ada 4, yang dua mukmin dan yang kedua yaitu kafir. Yang beriman yaitu Nabi Sulaimam As bin Dawud dan Dzulqornain. Adapun yang kafir yaitu Namrud dan Buhtanashor. Raja Namrud adalah orang yang pertama menjadi Raja yang memakai Mahkota, tanda sebagai seorang Raja. Apa yang menjadi kekejaman Raja Namrud bukan hanya perkara yang lahir (dhohir), namun hatinya para manusia dipaksa supaya menyembah kepada dia.

Untuk menjaga dalam kekuasaannya itu dibantu oleh sesepuh Dukun dan Ahli Nujum (peramal). Malah Bapaknya Nabi Ibrahim sendiri yang bernama Azar, termasuk salah satu orang yang dicintai oleh Raja Namrud, karena pandai membuat berhala ( Patung ).

Para ahli nujum tadi memberitahukan sebuah ramalan kepada Raja Namrud, bahwa pada tahun ini akan lahir seorang anak laki-laki yang akan merubah kepercayaan agama orang-orang tua terdahulu dan akan menyingkirkan dan merobohkan kerajaanmu.

Menurut keterangan Muhammad bin Ishaq, kemudian Raja Namrud memerintahkan pasukan supaya menangkapi orang-orang perempuan yang hamil dan dimasukkan kedalam penjara. Jika perempuan yang dipenjara tadi melahirkan anak laki-laki, kemudian akan dibunuh anak tersebut.

Dari perbuatan kejamnya itu tadi, ibunya Nabi Ibrahim As dijaga oleh Allah Swt dari golongan perempuan-perempuan yang dimasukkan dalam penjara.

Menurut keterangan Ibnu Abbas, ketika malam kelahiran Nabi Ibrahim As para ahli nujum memberitahukan kepada Raja Namrud, jika malam ini anak yang akan merobohkan istana Raja Namrud. Pada saat itu Raja Namrud memerintahkan untuk membunuh anak laki-laki yang lahir dimalam itu.

Takut akan ikut dibunuh, ketika Nabi Ibrahim As lahir kemudian dibungkus kain dan selimut ditaruh didalam gua yang berada dipinggir sungai yang kering airnya.

Ketika Nabi Ibrahim As sudah besar kemudian diajak keluar dari dalam gua, supaya hidup berdampingan dengan orang-orang, dan dididik oleh Bapaknya ( Azar ) untuk beribadah menyembah berhala ( patung ). Akan tetapi pendidikan dan ajaran Bapaknya tidak bisa masuk ke akal fikiran Nabi Ibrahim As.

Jalan yang menuntun Nabi Ibrahim As beriman kepada Allah Swt.

Awalnya Nabi Ibrahim As beriman kepada Allah Swt, yaitu berfikir tentang keadaan hal-hal yang terjadi di alam dunia ini.

Ketika suatu malam yang gelap gulita dan bintang-bintang yang berkelip dilangit, Nabi Ibrahim As mengira kalau itu Tuhan, namun ketika bintang-bintang mulai meredup kemudian Nabi Ibeahim As yakin kalau itu bukan Tuhan. Ketika melihat  Bulan yang terang menerangi malam yang gelap gulita juga dikira Tuhan, namun ketika Bulan sudah mulai redup, Nabi Ibrahim As juga menganggap kalau itu juga bukan Tuhan. Begitu juga disaat melihat Matahari, dianggap sebagai Tuhan yang lebih besar, namun ketika melihat Matahari sudah terbenam, Nabi Ibrahim As akhirnya meyakini kalau Bintang, Bulan, dan Matahari, itu semua bukan Tuhan.

Nabi Ibrahim As berkata lkepada para kaumnya, jika hatinya tidak termasuk golongan orang yang musyrik.
Didalam surat Al An'am : 76-78 diterangkan :

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ

Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.”

فَلَمَّا رَاَ الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هٰذَا رَبِّيْ ۚفَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَىِٕنْ لَّمْ يَهْدِنِيْ رَبِّيْ لَاَكُوْنَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّاۤلِّيْنَ

Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.”

فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”

Kemudian setelah itu Nabi Ibrahim As hatinya tetap berkeyakinan, beriman kepada Allah Swt yang Maha Kuasa semesta alam.

Seperti yang tersebut pada terusan ayat diatas :

اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا وَّمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۚ

Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.


Dan pada saat itu Nabi Ibrahim As berpisah dengan Bapaknya dan kaumnya yang masih menyembah berhala. Berpisahnya dikarenakan bertentangan dengan i'tikad keimanannya. Nabi Ibrahim beriman kepada Allah Swt sedangkan Bapaknya tetap berkeyakinan dengan sesembahannya ( berhala ).

Nasihat Nabi Ibrahim kepada Bapaknya diterangkan didalam Al Qur'an surat Maryam 42 :

اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِيْ عَنْكَ شَيْـًٔا

(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun?

Dan selanjutnya  Nabi Ibrahim As berpesan kepada Bapaknya, namun tidak diterima dengan baik, sebaliknya malah diancam. Seperti yang telah disebutkan didalam Al Qur'an surat Maryam 46 :

قَالَ اَرَاغِبٌ اَنْتَ عَنْ اٰلِهَتِيْ يٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهِ لَاَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِيْ مَلِيًّا

Dia (ayahnya) berkata, “Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, pasti engkau akan kurajam, maka tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama.”


Sejak saat itu Nabi Ibrahim As, sering mendapat cobaan, rintangan dan banyak bahaya yang mengerikan dari Raja Namrud dan para kaumnya yang ditujukan kepada Nabi Ibrahim As,.

Seperti disaat Nabi Ibrahim As pernah dibakar atas perintahnya Raja Namrud, tetapi atas pertolongan Allah Swt, semua macam siksaan tadi tidak mempan terhadap hati Nabi Ibrahim As, dan semua rintangan dan bahaya tadi tidak bisa menghentikan langkah Nabi Ibrahim As dalam berdakwah mengajak menyembah Allah Swt dan menghidup-hidupkan hukum Allah Swt.

Kemudian setelah itu Nabi Ibrahim As berpindah meninggalkan tanah Mesir bersama dengan Isterinya, yaitu Siti Saroh. Ditanah Mesir hampir saja Siti Saroh diambil kehormatannya oleh Raja Mesir yang rakus tabiatnya, akan tetapi Allah Swt menjaga kesucian Siti Saroh. Ketika Nabi Ibrahim As dan Siti Saroh akan berangkat pergi ke tanah Kan'an ( Palestina ), Putri dari Raja Mesir yang bernama Hajar diikutkan, disuruh untuk menemani, yang akhirnya Siti Hajar menjadi Isteri Nabi Ibrahim As dengan seizinnya Siti Saroh. Dan Siti Hajar adalah yang melahirkan Nabi Ismail As, yang akhirnya akan menurunkan Nabi Muhammad Saw.
Sedangkan Siti Saroh adalah yang melahirkan anak yaitu Nabi Ishaq.

Nabi Sholeh As

Kaum Nabi Sholeh As disebut Kaum Tsamud, juga keturunan dari Sam bin Nuh, bertempat didaerah antara Hijaz dan Syam.


Kaum Tsamud dibinasakan oleh Allah Swt karena dosa-dosanya. Ketika kaum Tsamud yang berkuasa itu lebih maju dalam hal mengolah Bumi. Orang-orangnya pandai  dan kuat-kuat tubuhnya. Memiliki ladang, kebun, dan membuat sungai-sungai untuk menyirami kebun gandum dan kurma, dan membuat rumah di gua dan gunung, diberi rizki yang banyak oleh Allah Swt, memperoleh kenikmatan dunia yang cukup. Tetapi tidak mau bersyukur kepada Allah Swt, tidak mau memuji-muji karena diberi anugerah Allah Swt. Malah semakin banyak melakukan maksiat dan membuat kerusakan diatas Bumi, tidak mau menerima kebenaran, sombong, menyembah berhala, ingkar terhadap tanda-tandanya Allah Swt.

Berlaku sewenang-wenang sangat merajalela kaum Tsamud tersebut, yang kuat menindas yang lemah, orang yang tinggi menindas orang yang dibawah, hidup orang-orang sangat hawatir dan tidak tentram hatinya, karena selalu bertengkar dan bermusuhan.

Dalam keadaan yang seperti itu, Allah Swt mengutus Nabi Sholeh As supaya mengajak dan mengajari kaum tadi dengan keyakinan yang benar dan tingkah laku yang benar. Dari belas kasihnya Allah Swt kepada para manusia, kemudian Allah Swt memerintah Nabi Sholeh As supaya kaum Tsamud tersebut mau taat kepada perintah Allah Swt, yaitu tidak boleh menyembah berhala dan tidak boleh melakukan maksiat. Hanya Allah Swt yang wajib disembah dan ditaati. 

Nabi Sholeh bersabda :

قَالَ يٰقَوۡمِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمۡ مِّنۡ اِلٰهٍ غَيۡرُهٗ‌ ؕ

Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia.


قَالُوۡا يٰصٰلِحُ قَدۡ كُنۡتَ فِيۡنَا مَرۡجُوًّا قَبۡلَ هٰذَآ‌ اَتَـنۡهٰٮنَاۤ اَنۡ نَّـعۡبُدَ مَا يَعۡبُدُ اٰبَآؤُنَا وَاِنَّنَا لَفِىۡ شَكٍّ مِّمَّا تَدۡعُوۡنَاۤ اِلَيۡهِ مُرِيۡبٍ

Mereka (kaum Tsamud) berkata, "Wahai Shalih! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang di harapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami."


Dalam berdakwah Nabi Sholeh As lebih dahulu ditujukan kepada sanak keluarga yang dekat dan yang jauh. Pemimpin kaum Tsamud juga termasuk sanak keluarga Nabi Sholeh As. Dakwah Nabi Sholeh As kepada kaumnya supaya mau memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah Swt.

Allah Swt itu dekat dan mengabulkan, namun para kaumnya tadi tuli telinganya dari kebenaran, matanya buta terhadap kebenaran, dan hatinya sudah tertutup tidak dapat menerima kebenaran. Oleh sebab itu dakwah Nabi Sholeh As tidak diterima dengan baik, malah dimusuhi, ditertawakan, dihina, dianggap gila dan tidak dipercaya menjadi Nabi, difitnah.

Nabi Sholeh As bersabda :


قَالَ يٰقَوۡمِ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ كُنۡتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنۡ رَّبِّىۡ وَاٰتٰٮنِىۡ مِنۡهُ رَحۡمَةً فَمَنۡ يَّـنۡصُرُنِىۡ مِنَ اللّٰهِ اِنۡ عَصَيۡتُهٗ‌ فَمَا تَزِيۡدُوۡنَنِىۡ غَيۡرَ تَخۡسِيۡرٍ‏

Dia (Shalih) berkata, "Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku.


Para kaum Tsamud berkata kepada Nabi Sholeh As, jika ia benar-benar sebagai Nabi, mintalah disalah satu batu agar mengeluarkan seekor unta, dan disaat itulah dikabulkan oleh Allah Swt, 

Nabi Sholeh As bersabda :


وَيٰقَوۡمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَـكُمۡ اٰيَةً فَذَرُوۡهَا تَاۡكُلۡ فِىۡۤ اَرۡضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوۡهَا بِسُوۡٓءٍ فَيَاۡخُذَكُمۡ عَذَابٌ قَرِيۡبٌ


Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab)."


Kaum Tsamud memang sengaja menantang, dimana-mana hal yang tidak diperbolehkan sengaja dilakukan/dilanggar. Unta yang tidak boleh diganggu, mereka tangkap dan mereka sembelih.


فَعَقَرُوۡهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوۡا فِىۡ دَارِكُمۡ ثَلٰثَةَ اَ يَّامٍ ‌ؕذٰ لِكَ وَعۡدٌ غَيۡرُ مَكۡذُوۡبٍ‏


Maka mereka menyembelih unta itu, kemudian dia (Shalih) berkata, "Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan."


Didalam surat An Naml diceritakan, bahwa di Negeri Nabi Sholeh As itu ada sembilan kelompok golongan yang berbuat kerusakan diatas bumi. Sembilan kelompok golongan itu saling bersumpah, jika suatu malam ingin membunuh Nabi Sholeh As beserta keluarganya, dan rencana membunuhnya dengan cara diam-diam supaya tidak diketahui sebagai orang yang membunuh keluarga Nabi Sholeh As. Sekelompok sembilan golongan tadi kemudian membuat rencana, membuat siasat, namun semua rencana itu tidak berhasil. Kemudian Allah Swt punya rencana sendiri, yang kesemua sembilan kelompok golongan itu binasa, rumah dan gedung sepi, semua roboh dan negerinya hancur.


فَانْظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكۡرِهِمۡۙ اَنَّا دَمَّرۡنٰهُمۡ وَقَوۡمَهُمۡ اَجۡمَعِيۡنَ


Maka perhatikanlah bagaimana akibat dari tipu daya mereka, bahwa Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya ( QS An Naml 51 )


فَتِلۡكَ بُيُوۡتُهُمۡ خَاوِيَةً ۢ بِمَا ظَلَمُوۡا‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰ لِكَ لَاٰيَةً لِّـقَوۡمٍ يَّعۡلَمُوۡنَ


Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezhaliman mereka. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengetahui ( QS An Naml : 52 )

وَاَنۡجَيۡنَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَكَانُوۡا يَتَّقُوۡنَ‏


Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa ( QS An Naml : 53 )
















Nabi Hud As

Kaumnya Nabi Hud As disebut dengan kaum 'Ad, dikarenakan yang menjadi pemimpin kaum itu bernama 'Ad. Dan 'Ad itu masih saudara dengan Nabi Hud As. Nabi Hud As masih keturunan Sam bin Nuh. Yang mana Negaranya itu berada  ditanah Arab, tepatnya diantara tanah Yaman dan Uman, yang sekarang disebut Rimal.


Kaum 'Ad sudah bisa mengolah tanah menjadi subur, juga bisa menata kota dan mendirikan bangunan gedung ditempat yang ramai, membuat pemandian yang dapat menyegarkan badan, dan membuat taman yang asri untuk menyenangkan hati orang-orang yang sedang jalan-jalan.

Kaum 'Ad diberi kesenangan oleh Allah Swt kekayaan dan kebahagiaan anak turunnya. Apabila berperang dengan kaum lain, menyerang dengan aturan kejam dan sangat ganas sekali dalam memerangi musuhnya.

Kaum 'ad sama sekali tidak beriman kepada Allah Swt,  menyembah berhala dan banyak melakukan perbuatan maksiat, bertengkar, cekcok, memfitnah, semena-mena, membuat kerusakan didunia.

Maka untuk itulah Allah Swt mengutus Nabi Hud As untuk mengingatkan pemahamannya dan perbuatan kaum 'Ad yang keliru.

Nabi Hud As didalam melaksanakan dakwah kepada kaum 'Ad agar supaya berlaku yang benar.

قَالَ يٰقَوۡمِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمۡ مِّنۡ اِلٰهٍ غَيۡرُهٗ ؕ اَفَلَا تَتَّقُوۡنَ

Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?"

Nabi Hud As dalam melakukan dakwah agama Allah Swt tidak meminta upah, dan hanya ridho Allah Swt.  Tetapi para pembesar orang-orang kafir yang bodoh-bodoh. Mengolok-olok dan menganggap Nabi Hud As sebagai pembohong.

Nabi Hud As berkata kepada para kaumnya, yaitu kaum 'Ad supaya memohon ampun dan bertaubat kepada Allah Swt, sehingga Allah Swt akan menurunkan hujan dari langit, dan Allah Swt akan memberi kesejahteraan dan kemakmuran.

Perkataan Nabi Hud As yang seperti itu dianggap oleh kaum 'Ad perkataan orang yang menyimpang dari berhalanya, maka kaum tersebut tidak mau berbicara lagi kepada Nabi Hud As.

اِنْ نَّقُوْلُ اِلَّا اعْتَرٰىكَ بَعْضُ اٰلِهَتِنَا بِسُوْۤءٍ ۗ

kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.


Kemudian kaum 'Ad semakin berbuat maksiat, berpaling didepan Nabi Hud As.
Semakin dikuatkan dalam menyembah selain Allah Swt.

Setelah Nabi Hud As melihat kaum 'Ad tidak mau mendengar ajakannya, dan berkata :

فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖٓ اِلَيْكُمْ ۗوَيَسْتَخْلِفُ رَبِّيْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۗ وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْـًٔا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ

Maka jika kamu berpaling, maka sungguh, aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.”

Setelah sudah benar-benar kaum 'Ad tidak mau beriman kepada Allah Swt, kemudian Allah Swt menurunkan adzab dengan mengutus angin yang panasnya menyebabkan tubuh terbakar. Saat itu kaum 'Ad mati bergelimpangan. Dan hanya orang-orang yang beriman diselamatkan oleh Allah Swt.

وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَنَجَّيْنٰهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ

Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.







Nabi Nuh As

Pada masanya Nabi Nuh As, jumlah manusia senantiasa bertambah banyak dan disaat itu banyak para manusia melakukan keburukan, maksiat, dan kemungkaran sangat merajalela. Perbuatan seperti itu sudah menjadi perkara umum, dan menjadi hal biasa. Maka dari itu Allah Swt mengutus Nabi Nuh As agar memberi peringatan kepada para manusia yang melakukan kerusakan di dunia ini.

Ajakan Nabi Nuh As yang pertama kepada kaumnya yaitu mengajak ke Tauhid, menyembah, beribadah, bertaqwa kepada perintah-perintahnya Allah Swt saja. Seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an surat Hud :


اِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۙ

Sungguh, aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,

اَنْ لَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۖ

agar kamu tidak menyembah selain Allah.

Nabi Muhammad Saw diberi wahyu :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.

Ajakan Nabi Nuh As yang seperti itu tadi tidak diterima dengan senang hati oleh para kaumnya, malah dihina, ditertawakan, dan sangat dimusuhi, diancam, juga di anggap gila. Semua perkataan Nabi Nuh As dianggap bohong. Seperti yang disebutkan dalam Al Qur'an surat Al Qomar 9 :

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا۟ عَبْدَنَا وَقَالُوا۟ مَجْنُونٌ وَٱزْدُجِرَ

Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh, maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman".

Para manusia yang tidak percaya dengan Nabi Nuh As tidak hanya orang lain, malah anaknya sendiri juga tidak percaya. Sehingga ketika Allah Swt menurunkan adzab anaknya sendiri juga ikut terkena adzab.

Diturunkannya Adzab :

Nabi Nuh As dalam mengajak kejalan kebenaran kepada para kaumnya agar supaya melaksanakan perintah-perintah Allah Swt yang dilakukan terus menerus siang dan malam, tanpa berhenti dan putus asa. Seperti disebutkan dalam Al Qur'an surat Nuh 5-6 :

قَالَ رَبِّ اِنِّىۡ دَعَوۡتُ قَوۡمِىۡ لَيۡلًا وَّنَهَارًا

Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam,

فَلَمۡ يَزِدۡهُمۡ دُعَآءِىۡۤ اِلَّا فِرَارًا

Tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran).


Didalam Al Qur'an surat Al Ankabut 14, Nabi Nuh As hidup dengan kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Begitulah Nabi Nuh As dalam berdakwah agama yang selama ratusan tahun, dan tanpa berhenti dalam berdakwah namun kaum yang mengikuti hanya sedikit dibawah seratus orang.

Maka dari itulah, lama kelamaan setelah dipastikan kebanyakan para kaumnya tidak taat, kemudian Allah Swt menurunkan adzab. Sebelumnya Nabi Nuh As diperintah untuk membuat Kapal, dan ketika Kapal sudah jadi, Nabi Nuh As diperintah untuk menaikkan orang-orang yang beriman, juga membawa hewan berpasang-pasang, dan Allah Swt  berfirman agar supaya selalu berdzikir menyebut Asma Allah Swt. Seperti yang telah disebutkan dalam Al Qur'an surat Hud 41 :

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا ۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Setelah semua orang-orang yang beriman sudah berkumpul dan sudah berada didalam Kapal, kemudian Allah Swt menurunkan adzab, yaitu menurunkan air hujan dari langit hingga memenuhi lautan dan daratan yang ada diatas Bumi sampai air memenuhi semuanya, dunia menjadi gelap gulita serta dipenuhi air, dan semua orang yang tidak mengikuti Nabi Nuh As mati terhanyut oleh banjir yang dahsyatnya banjir bandang.

Dari dahsyatnya banjir bandang tersebut juga diterangkan didalam Al Qur'an, yaitu sangat mengerikan ombaknya yang setinggi gunung. Sampai-sampai Kapal Nabi Nuh As terambing-ambing oleh ombak yang tingginya  sama dengan gunung itu.

Ketika Kapal Nabi Nuh As berhenti badai sudah reda, dan air sudah surut, Nabi Nuh As dan orang-orang pengikutnya turun dari Kapal yang tengah berada diatas Gunung didaerah Irminia.

Kemudian setelah itu kaumnya Nabi Nuh As yang beriman, ibadahnya, hubungannya, dan kebutuhan hidupnya semua diatur menurut hukum agama Allah Swt.

Postingan Unggulan

Untuk Apa Seseorang Hidup Di Dunia Ini

      Waktu akan senantiasa terus berjalan, hari demi hari, tidak terasa usia akan semakin bertambah pula, yang artinya jatah hidup seseoran...